WhatsApp lebih cocok untuk pemasaran content dan mengubah orang-orang
di daftar kontak dari “teman” menjadi “pembeli”. Begini caranya memakai
WhatsApp terbaru untuk bisnis online.
Baru 5 tahun, WhatsApp sudah punya 700+ juta pemakai aktif,
mengungguli kecepatan pertumbuhan platform piranti pengirim pesan lain
dalam sejarah. Setelah diakuisi Facebook sejak Februari 2014, performa
server WhatsApp bisa diandalkan. WhatsApp tidak pernah error, nggak ada
delay pengiriman pesan, seperti keluhan tetangga sebelah.
WhatsApp dulunya dikenal pemakai karena bisa berkomunikasi antar-platform, tatkala pemakai Android ingin berkomunikasi dengan pemakai BBM dari Blackberry. Sekarang, Android sudah bisa BBM-an, namun fitur WhatsApp semakin ciamik.
Pemakai bisa mengirim teks unlimited, video, dan pesan suara,
melampaui batasan Facebook Messenger dan BBM. Kalau mau bicara dengan
mantan pacar, cukup tekan-tahan tombol spasi, dan katakan, “Maaf, kamu
sudah kadaluwarsa. Aku lagi sibuk.” Kalau sudah selesai, lepaskan tombol
spasi, maka pesan suara bisa dikirimkan dan disimpan. Arsip percakapan
ini bisa dikirimkan sebagai email, terkirim sebagai lampiran, dengan
sistem penamaan yang mencantumkan tanggal dan waktu. Tentu saja, fitur
teleponan-gratis dengan sesama pemakai WhatsApp tetap bisa, asalkan
terhubung koneksi wifi gratis di kantor, kafe, dan sekolah di Semarang.
Ada banyak faktor yang membuat WhatsApp semakin unggul.
Memakai WhatsApp Lebih Tenang dan Terpercaya
Berbeda dengan Facebook Messenger yang memakan memory dan boros baterai,
WhatsApp lebih hemat, mengingat tanpa iklan. Berbeda dengan BBM yang
penuh update status kontak layaknya media sosial, WhatsApp tidak
menampilkan update status di daftar kontak. Chat lebih lancar, tanpa
delay.
WhatsApp berjalan tanpa iklan, bahkan di layar pendaftaran, WhatsApp menjelaskan mengapa dia tidak memasang iklan. WhatsApp sekarang sudah digratiskan, bisa aktif selamanya. Tidak perlu registrasi tahunan.
Komunikasi membutuhkan “trust” (kepercayaan).
WhatsApp menerima pendaftaran berbasis nomor telepon. Bukan opsional.
Nomor telepon harus aktif (untuk konfirmasi pendaftaran WhatsApp).
Pemakai WhatsApp akan berpikir dua kali kalau mau memakai aplikasi ini
untuk iseng. Bagi pebisnis retailer, fitur dasar ini bisa meningkatkan
“trust” dan reputasi bisnis. “Ini nomor telepon saya, kita bisa bicara.”
Buat Daftar Kontak Sesuai Segmentasi (Calon) Pembeli
Cari daftar kontak sebanyak mungkin, namun harus sesuai segmentasi
(calon) pembeli. Misalnya, berjualan jilbab, pastikan calon pembeli
telah ditentukan seperti apa mereka. Berapa usianya, seumuran siapa? Di
mana mereka tinggal? Apa hobi mereka? dan seterusnya. Tidak butuh
“sembarang orang”, lebih baik spesifik. Kumpulkan nomor WhatsApp
Semarang.
Buatlah category baru di Google Contact, bernama “Konsumen”. Berikutnya, tambahkan kawan-kawan ke Google Account.
Cara melakukan sinkronisasi daftar kontak dari Gmail ke kontak WhatsApp :
Pastikan sudah login dengan akun Gmail di ponsel.
Pastikan sudah login dengan akun Gmail di ponsel.
Pilih “System Settings” > lalu “Accounts & Sync” > pilih “Google“. Jika Contact masih menunjukkan “Sync is off”, pilih “Sync now“.
Setelah sinkronisasi, semua daftar kontak telah tersimpan di akun
Gmail. Jika ada bencana ponsel terformat habis, tinggal lakukan
sinkronisasi kontak seperti cara di atas.
Pembeli atau calon pembeli adalah teman, karena mereka sudah masuk
dalam kontak. Sejak awal, berikan ucapan terima kasih atau welcome atas
kesediaannya menjadi teman. Berikan pengertian, WhatsApp menjadi pilihan
berkomunikasi agar sewaktu-waktu mereka bisa menghubungi sebagai teman.
Daftar kontak sangatlah berharga. Merekalah yang menjadi pembeli dan mengalirkan uang ke kantong.
Daftar kontak sangatlah berharga. Merekalah yang menjadi pembeli dan mengalirkan uang ke kantong.
Fungsikan WhatsApp untuk Customer Service
Buat “Persona” saat menghadapi pembeli dan calon pembeli. Cantumkan foto
asli, bukan foto produk ataupun logo perusahaan. Orang ingin menyimpan
foto dan nomor, bukan menyimpan kartu nama perusahaan.
Chat di WhatsApp bisa dihapus bagian-bagian yang tak-penting. Cukup tekan-tahan, lalu pilih “Select More…” untuk menambahkan chat yang mau dihapus, kemudian pilih “Delete“. Dengan cara sama, Bisa copy-paste chat yang dibutuhkan lagi.
1. Buatlah “jawaban” untuk “pertanyaan yang paling sering diajukan” (calon) pembeli
Calon pembeli meragukan produk, entah kualitas atau kredibilitas. Mereka butuh mengetahui produk ini dengan baik, termasuk juga mengatasi jika ada masalah. Misalnya, punya bisnis jualan jilbab terbaru. Calon pembeli akan bertanya, antara lain: “Apa bagusnya produk ini? Mengapa mahal? Barang yang ready stock apa saja? Bagaimana cara saya membeli? Bagaimana prosesnya? Apa jaminannya jika produk tidak sesuai dengan foto? Bagaimana cara saya mengontak?“. Siapkan jawabannya. Dengan cara begini, tidak perlu mengetik-ulang jawaban atas pertanyaan yang sering sama.
Calon pembeli meragukan produk, entah kualitas atau kredibilitas. Mereka butuh mengetahui produk ini dengan baik, termasuk juga mengatasi jika ada masalah. Misalnya, punya bisnis jualan jilbab terbaru. Calon pembeli akan bertanya, antara lain: “Apa bagusnya produk ini? Mengapa mahal? Barang yang ready stock apa saja? Bagaimana cara saya membeli? Bagaimana prosesnya? Apa jaminannya jika produk tidak sesuai dengan foto? Bagaimana cara saya mengontak?“. Siapkan jawabannya. Dengan cara begini, tidak perlu mengetik-ulang jawaban atas pertanyaan yang sering sama.
2. Pilih “Influencer” dan “Online Ambassador”
Dalam marketing online, dikenal istilah “influencer” dan “online ambassador”. Influencer itu orang yang punya pengaruh terhadap banyak orang di sekitarnya, dia pintar bikin trending topic di status dan punya pergaulan luas. Online Ambassador itu duta produk yang pintar bicara tentang produk kepada orang lain. Semacam perwakilan perorangan. Banyak anak muda yang bisa memainkan kedua peran ini.
Dalam marketing online, dikenal istilah “influencer” dan “online ambassador”. Influencer itu orang yang punya pengaruh terhadap banyak orang di sekitarnya, dia pintar bikin trending topic di status dan punya pergaulan luas. Online Ambassador itu duta produk yang pintar bicara tentang produk kepada orang lain. Semacam perwakilan perorangan. Banyak anak muda yang bisa memainkan kedua peran ini.
Kadang mereka tidak ingin menjadi pembeli, mungkin lebih suka menjadi reseller atau sekadar pengiklan-berjalan, “Apakah saya bisa ikut menjualkan, berapa komisinya?“. Sediakan jawabannya.
Gunakan WhatsApp Browser pada Jam-jam Tertentu
WhatsApp bisa diakses melalui browser. Mengakses dari Browser, lebih
bebas. Tidak perlu aplikasi tambahan. Tidak disarankan memakai
BlueStacks jika memperlambat system dan koneksi. Cukup pakai browser
asal terhubung internet. Memakai browser, lebih mudah dan cepat dalam
mencari produk yang akan di-share, lebih cepat copy-paste teks, daripada
melalui ponsel. Selain itu, kecepatan menjawab bisa meningkatkan rasa
puas dari pembeli dan calon pembeli.
Begini cara chat WhatsApp langsung dari browser.
Buka situs WhatsApp > di browser > pilih “WhatsApp Web” > akan muncul QR Code (barcode) di browser. Setelah itu, buka WhatsApp di smartphone > pilih “WhatsApp Web” > scan QR Code yang sudah tampil di laptop.
Sekarang, WhatsApp browser sudah posisi login, siap chat. Proses ini tidak sampai 20 detik.
Berdasarkan riset, pembeli-online lebih sering melakukan transaksi di
kantor, karena alasan koneksi di kantor lebih bagus dan mereka tidak
sedang dalam kesibukan di rumah. Untuk alasan profesionalitas,
manfaatkan WhatsApp Browser dan mengaktifkan pertemuan dengan calon
pembeli.
Katakan kepada mereka, “Silakan menghubungi saya di jam berikut…“. Terapkan jam-jam tertentu. Yang terbaik, menurut riset, pada saat jam ngantor (08.30-03.00) dilanjutkan jam 19.00-22.00.
Broadcast Gambar, Link, dan Info Produk
WhatsApp bisa broadcast image (gambar, foto), tanpa kompresi. Kalau BBM,
hanya bisa broadcast teks dan gambar sudah pasti dikompress, nggak
asli. BBM kenal opsi “minta gambar HD”, sedangkan di WhatsApp tidak
perlu. Untuk pemakai internet berbasis quota, WhatsApp lebih irit,
karena dilengkapi pilihan untuk “buka-nanti” gambar kiriman. Bisa dibuka
setelah terhubung wifi.
Keluhan kebanyakan pembeli barang online (terutama elektronik dan pakaian) pada detail product. Berikan detail product lebih dari 1 foto jika diminta. WhatsApp bisa broadcast gambar pada resolusi terbaik. Disarankan, memakai ukuran minimal 1900 pxl.
Keluhan kebanyakan pembeli barang online (terutama elektronik dan pakaian) pada detail product. Berikan detail product lebih dari 1 foto jika diminta. WhatsApp bisa broadcast gambar pada resolusi terbaik. Disarankan, memakai ukuran minimal 1900 pxl.
Cara Broadcast Gambar Menggunakan WhatsApp
Broadcast gambar di WhatsApp mengikut langkah-langkah berikut:
Buka daftar kontak WhatsApp. Pilih “Broadcast Lists” (Daftar) yang mau di-broadcast. Jika belum ada, buat dengan menekan tanda plus+. Pada “Recipient” (Penerima) tekan tanda plus+ lagi, kemudian pilih nama-nama yang akan di-broadcast. Pada menu, pilih “Send Picture” (Kirim Gambar). Bisa juga lebih dari satu gambar, agar detail produk lebih tampak.
Buka daftar kontak WhatsApp. Pilih “Broadcast Lists” (Daftar) yang mau di-broadcast. Jika belum ada, buat dengan menekan tanda plus+. Pada “Recipient” (Penerima) tekan tanda plus+ lagi, kemudian pilih nama-nama yang akan di-broadcast. Pada menu, pilih “Send Picture” (Kirim Gambar). Bisa juga lebih dari satu gambar, agar detail produk lebih tampak.
Sebaiknya jangan terlalu sering broadcast. Tidak semua orang dalam daftar-kontak selalu harus di-broadcast. Itu membosankan. Efek buruknya, nanti malah diblokir dan terhambat berjualan.
Tombol Sakti WhatsApp untuk Share Postingan
Anda punya website? Postingan berita di website bisa langsung di-share
ke WhatsApp tanpa perlu copy-paste link. Website dengan teknologi
terbaru, sudah menerapkan tombol “Share ke WhatsApp”
agar pembaca bisa membagikan link secara langsung ke kontak WhatsApp.
Menariknya, link hasil share sudah bisa menampilkan gambar fitur dan
paragraf awal berita, sama seperti Facebook.
Silakan coba share berita Semarang terbaru hari ini di website MetroSemarang. Tombol “share ke WhatsApp” hanya ditampilkan jika mengakses MetroSemarang.com dari piranti mobile.
Fungsikan Chat WhatsApp sebagai Piranti Survey
Jika ada waktu, gunakan untuk bertanya kepada (calon) pembeli. Bisnis
harus ditopang dengan survey, bukan sekadar menjawab pertanyaan dan
menunggu. “Mengapa kamu suka produk ini? Sudah pernah selfie sambil memakai kaos ini?“.
Setiap bisnis pasti punya segmentasi berdasarkan: demografi, psikografi, perilaku, dan geografi. Demografi, berkaitan dengan informasi dasar seseorang, seperti: umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan hobi. Psikografi lebih bermain di wilayah psikis dan “emosional”. Harap diingat, orang mengambil keputusan membeli lebih sering karena alasan “emosi”, tidak selalu rasional. Behavior berarti “tingkah laku”. Amati cara dia chat. Geografi itu tentang di mana seseorang tinggal. Perlakukan kontak selalu sebagai manusia, kawan sendiri.
Perhatian: jika berbisnis, tidak perlu membuat group WhatsApp.
Anggota group bisa dengan mudah melihat siapa saja yang ada di group
ini, padahal daftar-kontak berisi (calon) pembeli. Daftar kontak tidak
boleh sembarangan dilihat orang.
Bagi yang suka nge-group, sebenarnya tidak ada keluhan WhatsApp lemot.
Kalau bising mendengar nada pemberitahuan, Anda bisa membisukan group (agar tidak selalu berbunyi).
Buka percakapan group lalu pilih “Mute Group…“. Ada opsi pengaturan membisu 8 jam, 1 minggu, atau 1 tahun. Bisa dikembalikan saat ingin aktif-kembali di group.
Tahun ini, melihat trend media sosial 2016, WhatsApp dan Facebook akan bersanding dengan ibu-ibu yang bekerja di rumah yang menjalankan bisnis retailer.
Download WhatsApp Terbaru
Jika belum mengaktifkan WhatsApp, bisa segera download WhatsApp via web atau download WhatsApp via PlayStore.
Sudahkah Anda menggunakan WhatsApp untuk bisnis Anda hari ini?