MENU

Sabtu, 30 Januari 2016

. . : : ANALISA BREAK EVEN POINT : : . .

Pengertian Analisi Break Even

Analisa break even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
Adapun pengertian – pengertian Break Even Point menurut para ahli:

1. Menurut S. Munawir ( 2002) Titik break even point atau titik pulang pokok dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi ( total penghasilan = total biaya)

2. Menurut Abdullah (2004) Analisis Break even point disebut juga Cost Volume profit analysis. Arti penting analisis break even point bagi manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan adalah sebagai berikut:
  • Guna menetapkan jumlah minimal yang harus diproduksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian
  • Penetapan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan laba tertentu
  • Penetapan seberapa jauhkah menurunnya penjualan bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita rugi
3. Menurut Purba (2002) Titik impas (break even point) berlandaskan pada pernyataan sederhana, berapa besarnya unit produksi yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengahsilkan produk tersebut.

4. Menurut PS. Djarwanto (2002) Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugiaan.

5. Menurut Harahap (2004) Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan biaya total penjualan sehingga tidak ada laba atau rugi

6. Menurut Garrison dan Noreen 92004) break even point adalah tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi semua biaya operasional, dimana break even tersebut laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol (0).
Langkah pertama untuk menentukan break even adalah membagi harga pokok penjualan (HPP) dan biaya operasi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan fungsi dari waktu, bukan fungsi dari jumlah penjualan dan biasanya ditetapkan berdasrkan kontrak, misalnya sewa gudang. Sedangkan biaya variabel tergantung langsung dengan penjualan bukan fungsi dari waktu, misalnya biaya angkut barang.

Perhitungan Break Even Point

Perhitungan break even point yang lebih tepat dapat dilakukan dengan cara “trial and error” (serba coba-coba) atau dengan menggunakan rumus-rumus aljabar

1. Perhitungan Break Even Point dengan Cara “ Trial and Error”

Perhitungan break even point dapat dilakukan dengan cara coba-coba, yaitu dengan menghitungkeuntungan operasi dari suatu volume produksi/penjualan tertentu. Apabila perhitungan tersebut menghasilkan keuntungan maka diambilvolume penjualan/produksi yang lebih rendah. Apabila dengan mengambil suatu volume penjualan tertentu, perusahaan menderita kerugian maka kita mengambil volume penjualan/produksi yang lebih besar. Demikan dilakukan seterusnya hingga dicapai volume penjualan/produksi di mana penghasilan penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total.

Misalkan dari contoh 1 diambil volume produksi 6.000 unit. Dengan volume produksi 6.000 unit maka dapat dihitung keuntungan operasi sebagai berikut:
=(6.000 x Rp 100) – Rp 300.000 + (6.000 x Rp 40)
= Rp 600.000 – (300.000 + Rp 240.000)
= Rp 60.000

Pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa break even pointnya terletak  di bawah 6.000 unit.
Misalkan diambil 4.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut
=(4.000 x Rp 100) – Rp 300.000 + (4.000 x Rp 40)
= Rp 400.000 – (300.000 + Rp 160.000)
= Rp 60.000

Pada volume produksi 4.000 unit ternyata diderita kerugian sebesar Rp 60.000. Ini berarti bahwa break even pointnya lebih besar dari 4.000 unit.
Misalkan diambil 5.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut
=(5.000 x Rp 100) – Rp 300.000 + (5.000 x Rp 40)
= Rp 500.000 – (300.000 + Rp 200.000)
= Rp 0

Ternyata pada volume produksi/penjualan 5.000 unit tercapai break even pointyaitu yang dimanakeuntungan netonya sama dengan nol.

2. Perhitungan Break Even Point dengan Menggunakan Rumus Aljabar

Perhitungan break even point dengan menggunakan rumus aljabar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a) Atas dasar unit
Perhitungan break even point atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
Dimana
P = harga jual per unit
V = biaya variabel per unit
FC =  biaya tetap
Q = jumlah unit /kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual

b) Atas dasar sales dalam rupiah
Perhitungan break even point atas dasar sales dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus aljabar  sebagai berikut:
Dimana
FC = biaya tetap
VC= biaya variabel
S = penjualan

Manfaat dan Kegunaan BEP

Manfaat BEP antara lain:
  • Alat perencanaan untuk hasilkan laba
  • Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
  • Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhaan.
  • Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti

Telah dijelaskan sebelumbya bahwa analisa BEP sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan jumlah penjualan atau dengan kata lain dengan mengetahui BEP kita akan mengetahui hubungan antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau laba, sehingga memudahkan bagi pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan.

Analisis BEP berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
  • Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variabel dan biaya tetap.
  • Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap.
  • Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi  atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
  • Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang di produksi.
  • Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode  tertentu.
  • Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis komposisi masing-masing jenis produk dianggap konstan (tetap)

Analisa BEP juga dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan dlam berbagai pengambilan keputusan dalam berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai;
  • Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian
  • Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
  • Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak menderita kerugian.
  • Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap laba yang diperoleh.


BEP juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara terpisah, namun ketiganya saling berhubungan, yaitu  untuk:
  • Menganalisa program otomatisasi  dimana suatu perusahaan akan beroperasi secara lebih mekanis dan otomatis dan mengganti biaya variabel dan biaya tetap.
  • Menelaah impak dari perluasan tingkat operasi secara umum
  • Untuk membuat keputusan tentang produk baru yang harus dicapai jika perusahaan menginginkan BEP dalam suatu proyek yang diusulkan.

Kelemahan analisa BEP.

Sekalipun analisa BEP ini banyak digunakan oleh perusahaan, tetapi tidak dapat dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan utama dari analisa BEP ini anata lain : asumsi tentang linearity, kliasifikasi cost dan penggunaannya terbatas untuk jangka waktu yang pendek. Asumsi-asumsi dasar analisi BEP
  • Menentukan posisi laba rugi perusahaan
  • Menentukan penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami  kerugiaan
  • Menetukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu

Komponen yang berperan pada BEP

Komponen yang berperan pada BEP yaitu biaya, biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkan atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya ini.

Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba atau keuntungan sesuai dengan pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan dengan tiga langkah sebagai berikut,yaitu:
  • Menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendah-rendahnya dengan mempertahankan tingkat harga, kualitas dan kuantitas.
  • Menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki.
  • Meningkatkan volume kegiatan semaksimal mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Menaksir Harga Rumah Berdasarkan NJOP

Harga rumah di Jakarta bisa dikatakan tidak murah lagi. Bahkan, rumah petakan yang ukurannya kecil dijual dengan harga ratusan juta ru...