MENU

Senin, 22 Mei 2017

MANAJEMEN AKSI & PROPAGANDA

LATAR BELAKANG

Materi Logika Gerakan & Propaganda yang akan di sampaikan hanya seputar Landasan Gerak (aksi) maupun Propaganda dari manusia, bagaimana manusia menentukan cara pandang dan Falsafah yang mendasari manusia berfikir/berbuat/bergerak/menentukan segala hal tindakan manusia .

Filsafat manusia yang terus berkembang dari Jaman Yunani Kuno era Plato, Aristoteles, Socrates hingga jaman Marx_Engel dan Hegel sesungguhnya hanya terbagi menjadi 2 Cabang Filsafat Besar yaitu Materialisme dan Idealisme. Materialisme dan Idealisme adalah Landasan berfikir manusia yang dibedakan oleh Landasan cara pandangnya. Materialisme merupakan cara pandang yang di dasari oleh Benda (Matter) maksudnya bahwa Obyek yang menentukan Subyek, sedangkan Idealisme adalah Cara pandang yang di mulai dari Idea (akal) maksudnya adalah Subyek yang menentukan Obyek analisis.

Logika Gerak (Aksi) dan Propaganda

Secara sederhana Pemilihan Cara berfikir yang tepat dimulai dari menjawab pertanyaan, Apakah Keadaan yang menentukan cara berfikir manusia atau Cara berfikir manusia yang menentukan keadaan. Apakah Laut yang menentukan orang-orang yang hidup di pesisir memilih mata pencaharian sebagai Nelayan Atau Keinginan menjadi nelayanlah yang menciptakan adanya Laut Jika pertanyaan ini mampu terjawab dengan benar maka materi Logika Gerakan ini akan mampu terserap dengan baik, dan penyampai Materi kira kita sudah pasti mengetahui dengan persis jawabnya. Karena tidak mungkin Energi listrik menghasilkan Handphone.

Segala cara pandang dan berfikir manusia selalu ditentukan oleh Realitas Objektif di sekitarnya, sebagai contoh Mata pencaharian Nelayan dan Petani ditentukan oleh Letak Geografis masing-masing dan Tak mungkin tertukar meskipun khilaf. Demikin Halnya dengan kita bergerak ataupun menentukan Gerakan, Realitas Objektif akan selalu menjadi landasan pacunya, menjadi Pondasi dan alasan kenapa kita Bergerak/Gerakan. Dan Ketika kita bergerak tanpa di dasari oleh Realitas Objektif disekitar maka kita bagaikan pungguk yang merindukan bulan, Bagaikan mengukir di atas air atau bahkan Laksana Rejim yang berjanji hendak melepaskan diri dari kepentingan Kapitalis Internasional/Global.

Dari Realitas Objektif yang ada di sekitar itulah yang melahirkan cara pandang manusia, Kemudian cara pandang yang mengental menjadi keyakinan pemikiran yang dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari manusia itulah yang penulis maknai sebagai filsafat. Dalam Hal Filsafat, Cara pandang/ Cara memandang yang berdasarkan hasil perpantulan Realitas Objektif bukan hanya, menjadi kesadaran berfikir semata melainkan sudah meningkat kearah Praksis_Pelaksanaan dari kesadaran berfikir_ yang menjadi kesadaran bertindak manusia.

Berkat diri kesadaran fikir, mengental, mengkristal menjadikan kesadaran tindak serta laku keseharian manusia. Dan itulah yang secara sekilas bisa kita maklumi sebagai Falsafah maupun Ideologi (Tingkat keimanan tertinggi dalam cara fikir manusia). Yang tentunya bukan kapasitas saya untuk menyampaikan materi ini.
 

PENGERTIAN KHUSUS :

1.     Manajemen
2.     Organisasi
3.     Aksi
4.     Propaganda
5.     Analisa SWOT
1.     Organisasi
 
Dalam berbagai teori banyak bermunculan tentang teori organisasi, apalagi jika kita menilik dalam ilmu teori manajemen organisasi yang marak dalam dunia akademisi kita saat ini. Tetapi dari berbagai pendapat dan teori tentang organisasi dapat disederhanakan bahwa pengertian organisasi adalah sekumpulan atau himpunan dari lebih dari satu orang yang memiliki tujuan-tujuan (relative) sama dan bersepakat untuk mencapainya secara bersama-sama dalam tata cara yang disepakati juga bersama

Ada pepatah tua bangsa melayu yang mengatakan “ Kegagalan perjuangan pergerakan rakyat bukan karena kelemahan teori, bukan karena kurang massifnya praktek, bukan karena kesalahan tujuan maupun strata, namun tak lain karena KEGAGALAN ORGANISASI”

Penulis setuju dan mengutip pepatah tersebut, karena Organisasilah yang akan mampu mengelola-memimpin-menyusun-menggerakan-menyampaikn serta menjaga gerbong untuk tetap on the track. Karena jelas, kesadaran ideologi yang satu pasti akan bersatu dalam organisasi yang satu. Sekali lagi “ Rembesan air ke air, rembesan minyak ke minyak “ dan burung ideologi, terbang pasti kembali.

Tinggal harus ada kesadaran yang utuh untuk mampu membangun seta menggerakkan organisasi, sehingga mampu melahirkan Strategi maupun taktik yang tepat, taktik tak memakan strategi.

Kaderisasi, serta ideologysasi sangat berperan besar dalam mendinamisasikan organisasi. Ideologisasi yang bukan hanya doktrinasi, ideology terapan yng selalu mengikuti natur_realitas objektifnya.

Organisasilah yang nantinya menyampaikan pendidikan maupun Wahana Ideologisasi, dengan harapan mampu terus menanamkan kesadaran ideologi serta menggerakan khalayak luas demi terciptanya keadilan sosial_Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Secara terencana organisasi mampu menentukan langkah-langkah taktis melalui banyak aktifitas, sebagai contoh di jaman Perjuangan kemerdekaan banyak lahir terbitan maupun organ-organ taktis yang sepenuhnya di gerakkan oleh tingkat organisasi yang paling tinggi (Induk Organisasi Partai). Sepenuhnya tak keluar dari kerangka strategis ideologis yang organisasi miliki.

1.     Manajemen

Secara umum Manajemen memiliki pengertian yaitu PLOC (Planning, Leading, Organizing & Controling) atau biasa disebut sebagai Perencanaan, Kepemimpinan, Pengorganisasian pelaksanaannya dan Pengendalian/evaluasi. Pengertian ini sangat umum berkembang saat ini terutama dalam teori-teori tentang ilmu manajemen, meskipun di sisi lain kita sepakat bahwa teori ini berangkat pada tataran organisasi komersil seperti perusahaan dan di sisi lain kita juga punya pengertian-pengertian sendiri tentang pengertian manajamen seiring dengan kondisi organisasi yang lebih berorientasi pada perjuangan.

Substansinya manajemen memiliki fungsi untuk mengelola potensi atau isi di dalam sebuah wadah atau komunitas, ini dapat berlaku untuk semua jenis, baik wadah/komunitas komersial maupun non komersial. Organisasi perjuangan pemuda nasionalis  kerakyatan juga memiliki kebutuhan untuk menerapkan manajemen pengelolaan organisasi guna menghasilkan capaian dalam tujuan-tujuan perjuangan ideologisnya secara terorganisir, tertib dan disiplin

1.     Aksi

Aksi berasal dari kata “Action” yang merupakan phrase kosakata rakyat negeri tetangga yang nun jauh di sana, menurut ibu kita aksi diucapkan dengan kata “ Gerak”, Gerakan adalah berpindahnya energi, Volume, tempat dan waktu dari kondisi semula menuju kondisi kemudian.

Logika Gerakan dapat disebut sebagai Landasan cara berfikir Logis yang mendasari perubahan Energi, Volume , tempat dan Waktu.

Aksi di dalam dunia organisasi pergerakan dapat diterjemahkan sebagai segala pikiran dan perbuatan/tindakan yang mengarah pada capaian-capaian terhadap tujuan perjuangan itu sendiri. Artinya semua bentuk pikiran dan perbuatan/tindakan yang merupakan cerminan dari teori perjuangan yang termaktub dalam ideologi, misalnya cerminan dari bentuk aksi untuk memperjuangkan Marharnisme adalah aksi yang terus menerus untuk dapat menghasilkan pikiran ideologis yang dituangkan dalam bentuk wacana, konsep maupun rumusan program perjuangan. Bentuk aksi yang lain dapat juga berbentuk praktek tindakan dari pikiran ideologis dari Marhaenisme itu sendiri (Tantangan Globalisme, Neo Kolonialisme & Imperialisme dalam skala global/domestic/lokal, dll)

Artinya disini dapat disimpulkan bahwa Aksi adalah beragam aktivitas/kegiatan yang meliputi banyak hal, aksi tidak hanya berbentuk “demonstrasi” saja, meskipun demonstrasi juga merupakan dari aksi. Organisasi pergerakan biasanya memiliki program perjuangan yang disebut aksi, diantaranya seperti diskusi, kaderisasi, kajian, advokasi, agitasi, propaganda, demonstrasi, dll.

Membangun kesadaran ideologis dalam berjuang dan menyampaikan pikiran-pikiran ideologis mutlak memerlukan medianya yaitu aksi secara revolusioner yang dilakukan oleh kepemimpinan organisasi progresif sehingga pelaksanaannya dapat tertib dan disiplin serta terukur. Jangan sampai aksi hanya dilakukan karena ‘ikut-ikutan’ atau hanya ‘gaya-gayaan’ sehingga tidak jelas tolok ukurnya.

1.     Propaganda

Propaganda merupakan Kinerja bathin, gerak dan fikir yang bertujuan untuk menyampaikan wacana doktrin Ideologi, sekaligus merupakan kinerja pendidikan atau kaderisasi maupun publikasi

Ada beberapa pengertian tentang Propaganda, tetapi dalam hal ini kita hendak memaknai untuk 2 hal, yaitu Propaganda sebagai bentuk cara melakukan kaderisasi ideologi, seperti pendidikan kader yang memberikan materi-materi ideologis. Serta makna berikutnya adalah Propaganda sebagai bentuk melakukan penyampaian pesan kepada pihak lain (kawan maupun lawan perjuangan) atau dapat diistilahkan sebagai bentuk publikasi baik terbatas maupun terbuka.

Sebenarnya antara kegiatan aksi dan propaganda bersinergi alias beriringan, namun Propaganda lebih menekankan pada upaya mempengaruhi pikiran orang lain untuk dapat menerima segala pikiran kita. Propganda dapat bersifat strategis dalam bentuk mempengaruhi orang lain melalui isi pikiran ideologis kita, tetapi dapat juga berbentuk taktis yakni untuk mempengaruhi orang lain memalui isu-isu politik dari kita.

Jika kita pernah dengar terminologi atau istilah Agitasi dan Propaganda, maka pembedaannya pada Agitasi yang bersifat pendekatan pikiran secara emosional dan Propaganda yang bersifat pendekatan pikiran secara rasional.

Namun disini kita akan bahas sesuai dengan topic semula diatas yaitu Propaganda secara umum sebagai cara untuk memepengaruhi pikiran orang lain yang tak lain sebagai penunjang daripada Aksi. Misalnya dalam berfikir dan bertindak sehari-hari bagaimana dapat menjadi ajang propaganda kita, dalam setiap interaksi atau pertemuan dengan berbagai komunitas kita dapat tunjukkan pikiran kita dengan cara berpropaganda. Dalam dunia organisasi pergerakan propaganda dapat dilakukan secara kecil-kecilan seperti aktif dalam forum diskusi di kampus maupun di kampung, membuat selebaran atau bulletin sederhana, dll. Artinya propaganda lebih menekankan isi dari sebuah tindakan, sedangkan aksi lebih menekankan bungkus atau kemasannya.

1.     Analisa SWOT

Seperti halnya pengertian manajemen, Analisa SWOT sekarang menjadi wacana/materi akademis saat ini. Sekali lagi meskipun kita juga punya pengertian tersendiri tentang  substansi materi analisa SWOT. Tetapi kita akan mulai saja dari pengertian umum yang berkembang dan kemudian akan kita sesuaikan dengan kebutuhan organisasi perjuangan yang kita naungi. Karena sekali lagi materi Analisa SWOT muncul dan berkembang berangkat atas kebutuhan ilmu organisasi komersial (seperti perusahaan, dll).

Pengertian SWOT dapat dijelaskan sebagai berikut, Strenght (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman). Jadi Analisa SWOT dapat diterjemahkan sebagai Strategi dan Taktik perjuangan yang hendak kita gunakan.

Terminologi Strategi dan Taktik perjuangan sendiri sebenarnya dapat kita temui dalam tulisan Bung Karno di dalam bukunya Dibawah Bendera Revolusi I yaitu dengan judul Azas, Azas Perjuangan dan Taktik.

Azas adalah dasar atau pegangan kita, yang walau lebur sampai kiamat terus menetukan ‘sikap’ kita, terus menentukan ‘duduknya nyawa kita’. Azas tidak dapat kita lepaskan, tidak boleh kita buang walaupun kita sudah mencapai Indonesia Merdeka, bahkan malahan sesudah tercapainya Indonesia Merdeka itu harus menjadi dasar caranya kita menyusun masyarakat. Azas kita adalah kebangsaan dan ke-Marhaen-an, sosio nasionalisme dan sosio demokrasi (Marhaenisme).

Dalam memperjuangkan Azas maka diperlukan azas perjuangan yaitu sebuah perjuangan Non Koperasi (Tidak Kompromi) dengan kaum penjajah, sehingga non koperasi intinya tidak berkompromi dengan kepentingan kaum sana (penjajah), inilah yang disebut azas perjuangan.

Misalnya non-koperasi (oposisi), machtsvorming (penggalangan), massa aksi, dll. Non-koperasi karena azas tak akan tercapai dengan bekerja sama dengan kaum sana, machtsvorming karena kaum sana tak akan memberikan ini dan itu kepada kita kalau tidak terpaksa karena macht (kekuatan) kita. Massa aksi oleh karena machtsvorming  itu hanya bisa kita lakukan dengan massa aksi.

Sedangkan untuk membuat azas perjuangan berjalan sehebat-hebatnya? Taktik adalah segala perbuatan apa saja yang perlu untuk memelihara perjuangan. Taktik dapat dapat dijalankan, dirubah, dibelokkan, diputar, menurut keperluan sehari-hari dengan TIDAK MERUBAH Azas dan Azas Perjuangan.

Sehingga dalam mempraktekkan Analisa SWOT dapat diterapkan dengan mengadopsi pikiran Bung Karno tentang Azas, Azas Perjuangan dan Taktik. Segala kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dapat kita rumuskan secara mendalam dan detail.

PEMBAHASAN/PERMASALAHAN

Marhaenisme sebagai ideologi perjuangan hanya dapat diperjuangkan melalui oraganisasi pergerakan yang baik beserta kadernya yang berkesadaran secara idelogis pula. Perjuangan tersebut dalam ruang lingkup kecil di kampus maupun di kampung-kampung dapat dirumuskan konsep dan pelaksanaannya. Oleh karenanya peranan kelembagaan organisasi di lingkungan yang dihadapi menjadi mutlak untuk dipersiapkan. Pikiran tanpa praktek hanya akan melahirkan mimpi saja, sedangkan praktek tindakan tanpa pikiran hanya akan melahirkan ugal-ugalan atau anarki gerakan sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Bung Karno bahwa gerakan harus Massa Aksi (Massa yang sadar akan pikiran dan perbuatannya) bukan Aksi Massa (Aksi yang gemerlap tampilannya saja). Program perjuangan organisasi pergerakan yang dipraktekkan dalam Manajemen Aksi dan Propaganda harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.

Tanpa kesungguhan dan tanggung jawab yang sepenuh-penuhnya maka Aksi dan Propaganda yang dilakukan hanya akan menjadi aktivitas yang tidak bermakna secara ideologis. Disinilah diperlukannya Aksi dan Propaganda yang dikelola secara baik oleh suatu manajemen yang baik pula, ukuran baik adalah dari dasar teori ideologi yang dipelajari untuk dipraktekkan.

Ada hal yang harus dihindari dalam menjalankan program perjuangan organisasi pergerakan yaitu jangan terbuai dengan melakukan sesuatu yang dianggap besar padahal tidak berangkat dari nilai perjuangan ideologi sekaligus tidak berangkat dari sistematika gerakan. Sistematika gerakan dapat dimaknai sebagai tahapan gerakan yang harus dilewati dan terpimpin. Sesuatu yang besar pastilah berangkat dari yang kecil-kecil lalu menjadi elemen-elemen sub sistem yang menjadi penyangga sistem gerakan yang besar.

SELAMAT BERDJOANG, Merdeka !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Menaksir Harga Rumah Berdasarkan NJOP

Harga rumah di Jakarta bisa dikatakan tidak murah lagi. Bahkan, rumah petakan yang ukurannya kecil dijual dengan harga ratusan juta ru...